Langsung ke konten utama

Postingan

Featured Post

Postcard From Omelas-Pt.2

Haloo... This is my second postcard . Aku mau lanjutin cerita yang kemaren . Jadi, kesan pertama nyampe tempat itu, dingin. Dingin banget. Selama dua minggu aku mandi cuma sekali sehari, sore doang . Kalo lagi kegiatan nyemplung ke kali, siangnya mandi trus nggak mandi lagi sampe besok sore, haha. Bisa pake air anget, but I'm too lazy, thats the problem.   Dan kesan pertama tinggal bareng teman-teman baru itu seru, dan satu hal yang baru aku sadar, ternyata mereka juga nggak terlalu jago ngomong inggrisnya, tapi karena dari awal aku udah ngerasa terintimidasi duluan, jadilah aku kerepotan kalo ngomong sama mereka. Tapi setelah terbiasa, dan kebetulan aku sekelompok sama dua orang dari mereka,untuk tugas harian   jadi mau nggak mau aku harus terbiasa ngomong . Tapi percayalah, english is just a language, not a measure of intelligence. Pas lagi ngomong kita bisa stop dulu, buka   google translate , kalo kita nggak tau kata-katanya, atau kalo nggak ada kuota, kita bisa pake b
Postingan terbaru

Obrolan di Dekat Pohon Akasia

Siang itu matahari bersinar amat terik. Saking teriknya sampai aku mengira matahari seperti sedang ngambek , sampai-sampai aku tidak berani melihatnya secara langsung. Takut diludahin . Saat itu aku dan beberapa teman sekampus berjalan kaki seperti anak-anak bebek yang mengikuti induknya, walaupun matahari bersinar terik kami berjalan dengan santai dan anggun. Kami baru saja menghadiri kelas, merasa bosan kami pun memutuskan untuk berjalan berkeliling kampus. Dasar bodoh, pikirku. Tapi aku membuntuti mereka. Sambil berjalan di sepanjang trotoar beberapa teman terlihat saling mengobrol. Aku berjalan beriringan dengan Roro, di depanku ada Ugi yang berjalan mengikuti Nehru. Di belakangku ada Rea, Ozie dan Rubby. Perfect . Sisanya hanya orang yang kebetulan lewat, ga kenal. “Bagaimana kalau jembatan merah?” Ujar Rea . “Panas,  ah. ” “Iya.” Wajah cerah Rea langsung berubah cemberut. “Ke jembatan kupu-kupu aja, kan ada saungnya tuh” Celetuk Nehru. Aku tau maksud Nehru. Kedua

Masa Lalu

Friday, 21 nd Februry 2017 ; 3:00 PM, Pekanbaru Hi, guys. Lets take a break and having some cup of coffe cause im in good mood to tell you something. So overwhelming. The story begin from a night to remember . Semalaman aku berpikir apa itu masa lalu. Ya aku tau, masa lalu adalah masa yang telah terlewati. Jaraknya sangat jauh. Tak peduli secepat apapun kendaraanmu tak akan mampu ia membawamu kembali ke masa lalu. Ia terlampau. Terlewati. Tergerus waktu. Dan termakan zaman. Tapi coba ingat kembali, walau sudah jauh terlampau sebagian dari mereka masih terasa nyata di kepala dan hati kita. Kadang kenangan dengan segelas kopi panas mampu membangkitkan ingatan ketika menghirup aroma kopi yang sama. Atau kenangan dengan alunan musik seolah mampu membawa kita kembali ke masa lalu ketika mendengar musik yang sama. Tak   jarang beberapa manusia menghindari jenis bau-bauan atau musik tertentu untuk menghindari sakit yang kembali muncul dari masa lalu. Tapi yang masih paling ajaib

Kisah Misteri Malam Jum'at

Sub Tittle : "Dikeloni Syetan* Kisah ini nyata. Bener-benar kualami. Bukannya terjadi di tempat tidurku, tapi di surau . Kupilih kata "dikeloni" karena dikeloni  beda dengan dipeluk. Karena itu, berkelonan sudah tentu berbeda dengan berpelukan. Diceritakan secara eksklusif buat "Pos Ronda Kotoraja" (@mbah_bagio) Alkisah. Sekitar tiga pekan yang lalu, tepat malam Jumat terjadi hujan lebat sejak sebelum maghrib. Bahkan hingga azan isya' bergema hujan gak mau reda. Cuaca dinginnya bener2 bikin merinding. Dengan bersenjata payung aku tiba juga di surau. Selesai sholat berjama'ah hujan masih gak reda juga. Sebagian jama'ah nekat pulang menerobos hujan. Sebagian duduk2 ngobrol. "Sholat ba'diyah dulu, ah ", pikirku. Sedang sholat itulah. Ketika dingin terasa kian menjadi-jadi. Aku mendengar ada suara. Khusyu'ku jadi terbagi dua. Sebagian menyimak bacaan sholatku dan sebagian lagi menyimak suara itu. Ohhh... ada dua suara.

Perasaan

Hai semuaa.. Author udah waras lagi nih, sorry sempet ngilang . Kemaren Pekanbaru mendung, tapi hati author jauh lebih mendung. hahahaha.. Kali ini mau bikin puisi aja ya, kalo ga suka tolong dong komennya . maksudnya biar ga nulis puisi lagi. hehehe. Matahari minggu pagi enggan menampakkan dirinya, ia bersembunyi di sebalik awan dingin yang menebar kabut tipis mengandung embun. Hujan tak jua turun, hanya dingin yang mewakili.  Kantukku sirna ditikam sang dingin.  Aku ingin kembali terlelap menikmati khayalan.  Di bawah selimut berbulu kupasrahkan sadarku. Waktu serasa membeku oleh keadaan. Ia enggan mencair. Aku haus, ingin melepas dahaga bersamamu. Tenggelam dalam air mata tawa yang tak kunjung habis. Di penghujung pagi yang tak bersahabat ini aku ingin mengeluh. Memastikan bahwa hanya senja yang mampu mengakhiri semua ini. Bahwa sabtu dan minggu begitu tak menarik. Aku ingin semua tenggelam bersama sang mentari yang meredup. Membiaskan sinar kuning pekat di cakraw

Postcards From Omelas

Halooo... this is the first time right? Ya, i know this sounds awkward but from now i’m gonna write and send many many postcards. No... you cant stop me... lol.   Anyway   this is story from me to you. Butuh waku lama sebelum akhirnya aku menulis kata pertama, dan sampai menit ke   43 aku masih belum tau mau mulai dari mana ( look how bad i’m ) haha. Mungkin sebaiknya aku cerita tentang kegitan IVS aja kali yaaa... iya aja lah ya. Jadi waktu itu sekitar bulan februari, aku ikutan IVS, awalnya nggak ada niat buat ikutan, tapi karena sesuatu dan lain hal akhirnya gabung. Dan awalnya aku nervous banget karena bakal ada teman-teman dari luar juga yang ikutan jadi pastinya ntar   ngomong pake bahasa inggris doong , dan aku adalah orang yang fakir bahasa kebingungan,   gemana ya ntar , masa mau diem-dieman aja , masa ntar aku kalo mau ngomong harus ditranslatein sama teman yang lain, jadi sebelum berangkat diam-diam aku selalu baca artikel yang bahasanya inggris, ngerti ng

Teman Sekamar (a man who introverted)

Ada yang bilang kalau introvert itu adalah orang-orang terbuang. Orang-orang yang akan tertinggal. Aku setuju dengan pendapat tersebut, sekaligus tidak setuju karena aku juga seorang introvert . Aku pernah tinggal bersama seseorang yang lebih introvert dariku. Bisa dibilang , ia adalah seorang anti sosial. Kasus #1 Suatu pagi terdengar ada keributan dari luar. Sepertinya rumah petak nomor 04 habis kamasukan maling. Para tetangga langsung berkumpul di depan rumah yang kemalingan. Kupikir aku tidak ingin tidurku terganggu, jadi aku bertanya kepada teman sekamarku apa yang terjadi di luar. Kulihat dia beranjak dari tempatnya, by the way dari tadi dia sedang menonton film dari leptop nya. Ia menuju jendela kamar,membuka sedikit tirainya, mengintip sebentar, dengan bergumam ia seperti mengatakan sesuatu seperti, “Rumah sebelah kemalingan ”, lalu kembali ke posisinya, menonton film di leptop , seolah tidak terjadi apa-apa. Sedangkan aku jadi terbangun karena takut kos kami juga